langit malam
Alunan musik ditelinga sungguh ampuh untuk mengantar
lelah menuju sandar, di kursi teras rumah
Malam menjelma jadi tuan rumah paling ramah
Tempat lelah dan keluh berkumpul
Ia menerima hadirku yang sunyi
Seketika aku melihat ke arah langit
Tatap nanar penuh binar
Lalu jatuh cinta seirama dengan warnanya
Kadang abu gelap, kadang biru tua menuju renta tak
bernyawa, di sisi lain ada warna putih yang hampir pudar
Seolah-olah memberi reaksi. Jika kau hilang - aku juga.
Di sebelahnya ada sedikit warna cerah, ia cahaya.
“Cahaya
yang memancar dari bulan itu sesungguhnya kenangan matahari.
Lihat, betapa kenangan bisa seindah itu.”
Langit malam menjadi saksi bisu.
Menyimpannya dalam diam yang sudah aku anggap kelam.
Ia membawaku ke suasana hatinya.
Seperti terhipnotis aku mudah sekali dirayu, lalu
menyesuaikan diri.
Jika cerah, ada senang dalam tenang.
Jika berubah gelap, seperti asing tanpa teman, penuh
kecemasan yang dibendung dalam suara gemuruh, angin dingin memberi tanda.
Jika hujan, ada sejuk tenang dalam kenang, membawa
lelap dalam kehangatan mimpi.
Langit malam bisa menjadi pengingat untuk aku dalam
satu malam
Ada rumah dari bulan yang menyembunyikannya di balik awan
putih namun abu-abu.
Ada aku yang masih menyimpan rahasia di balik musik
yang kudengar
Ada kamu di balik rumah bernama ingatan yang terjebak tidak
bisa pulang.
Langit malam itu menyimpannya dengan penuh kasih di balik kisah
Tidak bisa aku singkirkan, tidak bisa aku sangkarkan.
Itu kamu dalam kenangan.
Comments
Post a Comment