BAB 1 RUANG KOSONG
Beberapa bulan ini perjalanannya menuju rumah sudah berbeda. Kondisi matahari sudah condong ke arah barat, suara burung sudah semakin samar, hanya ada beberapa kupu-kupu yang melintas seolah menemaninya berjalan kaki. Setiap harinya kira-kira ia harus berjalan sepanjang satu kilometer dari tempat angkutan umum berhenti, sesekali perempuan mungil itu mengeluh karena tidak ada angkutan umum yang melintas tepat di depan rumahnya, tapi tidak apalah ucapnya lagi dalam hati, terkadang berjalan kaki sepanjang jalan bisa memberinya sedikit waktu sebelum bertemu Ibu. Ya, jalan ini cukup membantu untuk membolak-balikan mood-nya agar sesampainya di rumah ia tidak perlu lagi memperlihatkan kesedihan dan kesulitan yang ia hadapi. “Seandainya sejak awal, sekolah memadatkan jadwalnya. Bukan hanya karena mendekati ujian akhir saja siswa wajib untuk serius belajar, lagipula dengan begitu aku tidak lagi memiliki waktu untuk memikirkan hal lain. Coba bayangkan, semisal pukul tujuh p...